Liputan6.com, Jakarta PT Mitra Stania Prima (MSP), salah satu perusahaan timah yang masuk dalam Asosiasi Eksportir Timah Indonesia (AETI) mendukung sikap AETI yang menyatakan dukungannya terhadap hilirisasi secara bertahap timah.
Sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menggelar Sidang Kabinet Paripurna guna membahas strategi hilirisasi timah dan bauksit.
Direktur Antar Lembaga PT MSP, Harwendro Adityo Dewanto mengatakan, pemerintah sebaiknya melakukan beberapa langkah kepada produsen timah agar hilirisasi terealisasi sesuai rencana. PT MSP adalah salah satu anak perusahaan Arsari Tambang yang berada di Wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
“Kami berpandangan pemerintah perlu memberikan jangka waktu yang bisa terjangkau kepada pelaku usaha timah murni batangan (timah ingot), agar transisi hilirisasi dapat berjalan dengan baik, sehingga meminimalisir threats yang akan terjadi,” kata pria yang akrab disapa Didit tersebut di Jakarta, Rabu (7/12/2022).
“Untuk itu diperlukan kajian tentang profitability hilirisasi, mengingat konsumsi timah domestik masih kecil dan sejumlah produk hilir juga memiliki masa kadaluarsa, seperti Tin Paste dan Tin Chemical,” imbuhnya.
Didit berharap, kegiatan ekspor timah ingot masih dapat berjalan sesuai dengan regulasi pemerintah yang telah berlaku sampai dengan terbentuknya pasar permintaan domestik yang dapat menampung produksi nasional.
“Kami juga berharap pemerintah ke depannya juga dapat merumuskan kebijakan yang dapat mendorong strategi hilirisasi mineral, melalui pemberian insentif kepada pelaku usaha, baik berupa fiskal, finansial, infrastruktur, dan lain-lain,” harapnya.
Impor Produk
Selain itu, kata Didit, impor produk solder dan timah lainnya sebaiknya dihentikan ketika hilirisasi dijalankan untuk memaksimalkan penyerapan timah dalam negeri. Menurutnya jika ingin melakukan hilirisasi timah, tin chemical memiliki potensi penerimaan negara cukup besar ke depan. Oleh karena itu, kata Didit, pemerintah sebaiknya membuat regulasi yang mendukung proses tersebut dan agar dijalankan oleh perusahaan dalam negeri.
“Kalau misal memberikan nilai tambah bagi negara ya mungkin yang bisa kita kembangkan ke depan ya tin chemical. Kemudian kalau misalkan itu dijalankan, berarti kalau kita mau ke hilir tentu diberikan kemudahan-kemudahan investasi, infrastruktur lahan, tax holiday, kemudahan pendanaan dan lain-lain,” bebernya.
Tin chemical adalah produk turunan logam timah yang dicampur dengan bahan-bahan kimia untuk keperluan produksi plastik, PVC, dan sejenisnya.
Sumber: https://www.liputan6.com/bisnis/read/5146978/jokowi-racik-strategi-hilirisasi-timah-pelaku-industri-harap-insentif